SAMPANG – liputanterkini.co.id | Warga Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dikejutkan dengan buruknya kualitas air yang disuplai oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam sepekan terakhir, air yang mengalir ke rumah-rumah mereka dilaporkan berbau tidak sedap, berwarna keruh, dan tidak layak untuk digunakan. Masalah ini memicu keresahan, terutama bagi masyarakat yang mengandalkan air PDAM untuk kebutuhan sehari-hari.
Siti Aminah (35), seorang ibu rumah tangga dari Desa Karang Dalem, mengungkapkan bahwa keluarganya sudah beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan air bersih. Air dari PDAM tidak bisa digunakan untuk memasak maupun mencuci. “Warnanya kekuningan, baunya seperti lumpur. Saya takut menggunakan air ini, apalagi untuk anak-anak,” kata Siti.
Ahmad Fauzi (42), warga Kelurahan Gunung Sekar, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, setiap musim hujan, kualitas air PDAM di wilayahnya selalu memburuk. “Ini bukan pertama kali kami mengalami masalah ini. Hampir setiap tahun airnya bau dan keruh. Kami terpaksa membeli air bersih dari depot untuk mandi dan memasak,” ungkap Ahmad.
Warga lain, Nuryati (50), menambahkan bahwa kondisi ini tidak hanya menyulitkan tetapi juga membuat pengeluaran keluarga membengkak. “Kami harus beli air galon terus-menerus. Satu galon kecil Rp7.000, kalau dihitung dalam seminggu bisa habis lebih dari Rp100.000 hanya untuk air. Padahal, kami juga tetap harus membayar tagihan PDAM,” katanya dengan nada kesal.
Sejumlah warga meminta agar pihak-pihak berwenang segera melakukan perbaikan. Mereka menginginkan tindakan konkret untuk memperbaiki kualitas air yang mereka terima, agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap tahunnya. Hingga saat ini, warga masih bergantung pada air galon atau membeli air bersih dari depot untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain berdampak pada kebutuhan rumah tangga, masalah ini juga mempengaruhi usaha kecil di Sampang. Banyak pelaku usaha laundry dan makanan yang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air bersih. Hal ini dikhawatirkan akan memengaruhi keberlangsungan usaha mereka jika masalah ini tidak segera diatasi.
Warga berharap solusi jangka panjang dapat segera diterapkan, agar mereka tidak terus terbebani oleh masalah yang sama di masa mendatang. (Aang)