JAKARTA – liputanterkini.co.id | Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia (TRCPPA) berencana laksanakan sosialisasi pencegahan kekerasan kepada Perempuan dan Anak secara merata. Hal itu di ungkapkannya pada Senin, 17 Februari 2025 di kantornya di Jakarta.
Koordinator Nasional (Kornas) Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia (TRC PPA) Jenny Claudya Lumowa mengungkapkan rencana untuk melakukan sosialisasi terkait pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan.
“Saya akan segera berkonsultasi dengan dinas terkait agar dapat bekerja sama dalam upaya sosialisasi perlindungan perempuan dan anak. Kami akan melakukan sosialisasi di wilayah kami demi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya dengan tegas.
Program ini merupakan langkah nyata dari TRC PPA untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam upaya melindungi perempuan dan anak. Pihaknya juga menyampaikan bahwa tim 22 provinsi mendampingi masalah-masalah yang berkaitan dengan perempuan dan anak dengan serius. Kami sudah melaksanakan tugas sesuai dengan AD/ART Lembaga, kami berkomitmen untuk bekerja sebaik mungkin demi tercapainya tujuan perlindungan terhadap perempuan dan anak, tambah Jenny Claudya Lumowa yang akrab di sapa Bunda Naumi.
“Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak yang dibentuk di tahun 2015 di Jakarta itu memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan yang optimal kepada perempuan dan anak di wilayah tersebut. Melalui sosialisasi dan pendampingan, diharapkan dapat meminimalisir tindak kekerasan yang seringkali terjadi terhadap kelompok rentan ini.
Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, masyarakat semakin sadar dan memahami pentingnya menjaga hak-hak perempuan dan anak serta mengingatkan kembali 10 Hak anak konversi PBB tahun 1989. Selain itu, perlindungan terhadap mereka menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya pembangunan yang berkelanjutan di Seluruh Indonesia, jelas Naumi.
Sosialisasi yang akan dilakukan juga mencakup berbagai aspek, termasuk cara-cara melaporkan kasus kekerasan, serta menyediakan informasi tentang bantuan yang tersedia bagi korban kekerasan. Dengan pendekatan yang menyeluruh, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih aman dan peduli terhadap perempuan dan anak.
Bunda Naumi mengingatkan bahwa pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Ia berharap masyarakat dapat mendukung penuh upaya ini dengan berpartisipasi aktif dalam kampanye sosial yang akan diselenggarakan, terangnya.
“Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam usaha kita untuk melindungi dan menjadi tanggung jawa bersama melindungi perempuan dan anak dari kekerasan. Mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang aman bagi mereka,” pungkas Naumi mengakhiri pembicaraannya.*
(Tim)