Gunungkidul, DIY – Liputanterkini.co.id | Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia terus berupaya memperkuat pemahaman dan implementasi Pancasila di kalangan masyarakat, khususnya di pesantren.
Dalam rangka mendukung tujuan tersebut, BPIP mengadakan acara sosialisasi bertema “Implementasi Pancasila dalam Masyarakat Pesantren” di Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad II, Siraman, Wonosari. Acara ini dihadiri oleh ratusan santri dan tokoh Nahdatul Ulama DIY, serta menghadirkan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya.
Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Prof. Dr. Agus Moh Najib, membuka acara dengan menyampaikan beberapa kegiatan utama yang akan dilakukan selama sosialisasi berlangsung.
Salah satunya adalah penguatan pemahaman Pancasila dan proyek pembangunan Sumur Pancasila. “Sumur Pancasila akan dibangun di Desa Kepek, Wonosari, dengan tujuan memperbaiki akses air bersih. Sumur ini akan pertama kali dimanfaatkan oleh Rumah Sakit NU,” jelasnya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, turut memberikan sambutan dan menekankan pentingnya menyelipkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di era kemajuan seperti sekarang.
“Meskipun masyarakat mungkin sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila, istilah dan doktrin Pancasila harus tetap disosialisasikan agar tidak tergerus oleh ideologi lain,” tegas Sunaryanta.
Kepala BPIP, Prof. Drs. KH Yudian Wahyudi MA, Ph.D, dalam pidatonya menegaskan bahwa keislaman di Indonesia tidak lengkap tanpa Pancasila. “Indonesia mampu proklamasi tanpa berdarah di tengah perang dunia kedua dan tanpa teknologi militer serta mendapat pengakuan internasional,” ujar Yudian.
Menurutnya, Pancasila merupakan konsensus ijma’ hukum Tuhan tertinggi yang berlaku dalam kehidupan bernegara. “Bagi Muslim di NKRI yang melawan Pancasila berarti melawan tiga kali lipat terhadap Allah, tapi saya yakin NU tidak,” tambahnya.
Yudian juga menyoroti bahwa Pancasila membebaskan manusia dan menolak segala bentuk ethnic cleansing, berbeda dengan hoax yang sering menyerang negara menggunakan argumen keagamaan yang tidak memahami dasar khilafah keagamaan.
“Nilai-nilai Al-Qur’an melekat pada Pancasila dan mengandung unsur pluralisme. Bersyukurlah bahwa Indonesia merupakan kumpulan doa yang diijabahi oleh para nabi. Salam Pancasila!” imbuhnya.
Acara sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat, khususnya di lingkungan pesantren, dan menjaga keutuhan ideologi negara dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, BPIP berharap nilai-nilai Pancasila dapat lebih dipahami dan diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari oleh para santri dan masyarakat luas, sehingga semangat kebangsaan dan persatuan tetap terjaga.
( Bayu )