JEMBER – liputanterkini.co.id | Membahas problematika seputaran Pekerja Migran Indonesia (PMI), kiranya takkan pernah ada habisnya. Realitanya dari hari ke hari, permasalahan yang di alami oleh Pekerja Migran Indonesia kian beraneka ragam.
Hal itu di pastikan tak kan cukup bisa di selesaikan dengan lembaga pemerintah saja. Melainkan butuh kehadiran masyarakat yang peduli akan nasib para pekerja migran Indonesia melalui organisasi-organisasi migran.
Peduli akan nasib para PMI kedepan, Ketua Sahabat Buruh Pekerja Migran Indonesia (SBPMI) Bagus Abu Bakar, menemui aktivis pembela Pekerja Migran Indonesia Hongkong Yuni Andarwati yang akrab di sapa Miss Yuni di Jember, Jawa Timur. Minggu (24/12/2023)
Miss Yuni, kepada liputanterkini.co.id menyampaikan keluh kesahnya seputaran permasalahan Pekerja Migran Indonesia di Hongkong yang memang membutuhkan perhatian serius.
“Berbagai kasus yang di alami para PMI di Hongkong, membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, di antaranya permasalahan pengiriman barang yang hingga kini masih di persulit oleh bea cukai, permasalahan over charger (potong gaji berlebih) hingga permasalahan pribadi para PMI yang menjadi korban penipuan pihak lain”, terangnya.
Terkait pengiriman barang, sangat-sangat tak masuk akal. Masak CD seharga HKD 90, di kenakan pajak cukai hingga ratusan ribu? Ini gila, tambah Miss Yuni.
Sementara Bagus Abu Bakar, Ketua SBPMI merespon cepat keluhan-keluhan tersebut dan sepakat bermitra dalam menangani permasalahan PMI hingga berinisiatif akan mengadakan sosialisasi di kalangan masyarakat.
Menurutnya, hal tersebut terjadi tak terlepas dari permasalahan awal saat proses pemberangkatan para PMI. Hal yang tak bisa di pungkiri, para PMI tidak suka jika lama-lama di BLK, tak mau lama-lama mengikuti pelatihan, sementara para majikan tahunya ketika PMI di berangkatkan, mereka sudah siap kerja. Dengan minimnya skil dan pengalaman para PMI khususnya bagi pemula, tak jarang saat di negara penempatan akan menimbulkan masalah, terangnya.
Makanya untuk meminimalisir permasalahan kedepan, SBPMI akan menggelar sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana regulasi penempatan PMI yang prosedural dan bagaimana menjadi PMI yang smart. Dengan demikian permasalahan-permasalahan yang akan terjadi kepada PMI akan dapat di minimalisir, tambah Bagus.
Banyak organisasi-organisasi migran di Indonesia, jika semuanya kompak dan saling support, saya yakin permasalahan demi permasalahan PMI akan dengan mudah untuk di cegah dan di selesaikan, pungkasnya.**
(Joko)