Gunungkidul, DIY – Liputanterkini.co.id | Pantai Drini, yang terletak di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta, telah lama menjadi tujuan favorit para wisatawan. Namun, keindahan pantai ini ternodai oleh permasalahan serius yang berkaitan dengan limbah. Limbah air dari toilet umum dan sisa-sisa makanan dari warung-warung di sepanjang jembatan pantai Drini seringkali dibuang sembarangan ke saluran sungai, Sabtu ( 29/07/2023 ).
Awak media Liputanterkini.co.id melakukan konfirmasi kepada pengurus pantai atau pokdarwis kawasan pantai Drini, serta Dwi Haryanto selaku Lurah Banjarejo, yang bertanggung jawab atas wilayah kawasan pantai Drini. Dalam wawancara tersebut, Dwi Haryanto menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Meski berusaha untuk mengatasi masalah sampah dan limbah, tantangan besar muncul karena keterbatasan dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah.
Sebagai Lurah Banjarejo, Dwi Haryanto berharap kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bersih dapat ditanamkan kepada semua pihak, termasuk pemerintah daerah. Ia pernah mengusulkan normalisasi Talut di sekitar jembatan nantinya kalau sudah kelihatan rapi dan tertata pasti akan mudah untuk mengajak para pedagang disekitarnya membuat sapticthang secara mandiri.
Namun hingga saat ini, usulan tersebut belum terealisasi. Ia juga mencatat bahwa bantuan tukang sapu dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah ditarik, tanpa penjelasan yang jelas tentang alasan di tariknya.
Masalah lingkungan di Pantai Drini memang memerlukan kerjasama dan komitmen bersama dari semua pihak terkait untuk menemukan solusi yang berkelanjutan. Semoga dengan perhatian lebih dari pihak terkait, pantai indah ini dapat dipulihkan dari dampak negatif limbah, dan tetap menjadi tempat wisata yang lestari bagi generasi mendatang.
Dwi Haryanto, selaku Lurah Banjarejo, juga menyoroti pentingnya dukungan dari pihak pemerintah daerah untuk mengatasi masalah limbah di Pantai Drini. Ia berharap agar pihak terkait dapat lebih tanggap dan proaktif dalam menanggapi isu lingkungan ini. Selain itu, dia mengajak masyarakat setempat untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan pantai dan mengurangi limbah dengan cara yang lebih bertanggung jawab.
Sementara itu, pengurus pantai atau pokdarwis kawasan pantai Drini juga berbicara mengenai upaya yang telah mereka lakukan untuk mengatasi masalah ini. Mereka telah mengadakan beberapa kampanye lingkungan dan membersihkan pantai secara rutin, namun terkadang keterbatasan sumber daya menjadi hambatan dalam upaya mereka.
Limbah yang mencemari pantai tidak hanya merusak keindahan alam, tetapi juga berdampak buruk pada ekosistem laut dan kesehatan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perlunya sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya dalam mencari solusi yang berkelanjutan.
Pantai Drini merupakan aset berharga bagi daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, dan kebersihannya harus menjadi tanggung jawab bersama. Melalui kerjasama dan komitmen dalam mengelola limbah dengan bijaksana, pantai ini dapat tetap menjadi destinasi wisata yang menarik, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Pihak berwenang diharapkan dapat mengambil langkah konkret untuk mendukung upaya pemulihan lingkungan Pantai Drini, seperti menyediakan sarana pengelolaan limbah yang memadai dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap perilaku pembuangan sampah yang tidak benar.
Semoga berita ini dapat menjadi panggilan untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan membangkitkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam, sehingga generasi sekarang dan masa depan dapat terus menikmati keindahan Pantai Drini dan keajaiban alam lainnya.**
(Bayu)