WONOSOBO, liputanterkini.co.id – “ Rekam Jejak Mata Hati “, itulah tema pameran foto Tunggal karya-karya Agung Wiera, B.A. A.FPSI., HON., E. HPPW, yang diselenggarakan di Padepokan Seni ESEM jalan Veteran Wonosobo pada 22 Februari hingga 8 Maret 2025.
Total karya yang dipamerkan Agung Wiera kali ini ada sebanyak 31 foto. Berbagai karya fotografi yang diangkat diantaranya tentang keindahan alam, seni, tradisi budaya masyarakat, toleransi, human interest, jurnalistik, dan model. Agung Wiratno yang akrab dipanggil Agung Wiera, menekuni fotografi sejak lulus SMA, kemudian melanjutkan studi Desain Visi Yogyakarta. Segudang penghargaan telah ia raih baik di local maupun di kompetisi nasional. Ia juga mendapatkan gelar dari organisasi fotografi nasional di Indonesia yaitu Federasi Photo Seluruh Indonesia (FPSI) dengan gelar A.FPSI atas karya-karyanya dala kompetisi Salon Foto Indonesia yang yang merupakan ajang kompetisi fotografer professional di Tanah Air.
Berkaitan dengan penyelenggaraan pameran ini, fotografer senior Wonsobo Agus Wuryanto mengutip ucapan Karl Lagerfeld, seorang fotografer dan perancang busana dari Jerman yang mengatakan, “Hal yang saya dari foto adalah menangkap momen yang hilang selamanya dan mustahil untuk direproduksi”. Ucap Agus.
“ Ya, sebuah momen bisa saja diulang, tetapi nilai peristiwanya tentu akan berbeda. Karena sejatinya kejadian tidak pernah bisa diulang kembali.”” Imbuh Agus.
Agus Wuryanto dipilih sebagai curator untuk karya-karya foto yang dipamerankan Agung Wiera kali ini. Selaku kurator dalam pameran yang menampilkan lebih dari 30 karya foto ini, Agus Wuryanto menyebut Agung Wiera adalah salah satu fotografer senior di kota wisata Wonosobo.
“Dia mulai belajar fotografi semenjak masih muda selepas sekolah SMA dan belajar fotografi dasar di Yogyakarta, kemampuan fotografi-nya makin terasah sejak magang di beberapa tempat seperti di perusahaan Budayawan Jogja Hendro ‘Kimpling’ Suseno (Alm), di studio Bambang Hengky (Dona Photo Wonosobo), berlanjut belajar di Sekolah Desain Visi Yogyakarta, hingga aktif jadi salah satu penggerak di klub foto HPPW (Himpunan Penggemar PhotoWonosobo),” tegas Agus.
Karya-karya Agung juga banyak dimuat di berbagai media massa. Agus Wuryanto mencatat, setidaknya ada 12 media massa kala itu yang sering memuat karya-karya Agung Wiera.
“Dia juga banyak memperoleh penghargaan dan prestasi dalam dunia seni fotografi seperti A FPSI* dari FPSI (Federasi Photo Seni Indonesia), Rekor Muri dalam Pameran Rangkaian Foto Terbanyak, serta berbagai penghargaan lain, ini semua tentu sudah cukup sebagai penanda totalitasnya dalam dunia fotografi,” tambah Agus Wuryanto.
Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo. Hadir dalam acara pembukaan pameran foto Tunggal Agung Wiera.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mas Agung atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam mendokumentasikan kehidupan di Wonosobo. Fotografi bukan sekadar seni menangkap momen, tetapi juga cara merekam sejarah,” Tutur One Andang Wardoyo.
Menurut Andang, lewat foto, kita tidak hanya melihat keindahan visual, tetapi juga menangkap cerita di baliknya tentang perubahan, perjalanan, dan kehidupan yang terus berjalan.
“Mungkin hari ini kita masih bisa menyaksikan Wonosobo dengan mata kepala sendiri, tetapi 20 atau 50 tahun ke depan, foto-foto inilah yang akan berbicara. Ketika generasi mendatang melihatnya, mereka akan berkata, ‘Inilah Wonosobo pada masanya. Mas Agung adalah contoh bahwa berkarya dengan hati lebih berarti daripada sekadar mengejar untung dan rugi. Semoga jejaknya dalam dunia fotografi dapat memotivasi generasi berikutnya untuk terus mendokumentasikan kehidupan di sekitar mereka, menjaga sejarah, dan menciptakan warisan visual bagi masa depan.” ujar Andang.
Sekda berharap pameran ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Wonosobo untuk terus berkarya.
Ditempat yang sama Agung Wiera menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemkab Wonosobo, teman-teman, dan antusisame warga yang menyaksikan pameran.
“Saya senang, dalam pembukaan kemarin hadir lebih dari 50 orang dan menyaksikan pameran foto Tunggal saya ini,” kata Agung Wiera.
Dituturkan, ada 31 foto yang dipamerkan dengan berbagai tema.
“Saya suka foto-foto human interest. Juga foto jurnalistik sehingga karya saya juga dimuat di berbagai media. Yang selama ini saya lakukan banyak dengan Teknik back lighting. Yang dipamerkan ada tema kebersamaan, toleransi, serta keindahan alam dan budaya khususnya di Wonosobo,” ujarnya.
Lelaki berusia 64 tahun ini pernah belajar di VISI Art & Graphic Design School (1996), dan pernah mendapat gelar prestasi seni foto ( A. FPSI* ) dari Federasi Seni Photo Indonesia pada tahun 2009, dan pernah mendapat penghargaan MURI di Pameran rangkaian foto terbanyak pada tahun 2011 lalu. Beberapa kali menjadi juri lomba foto tingkat regional dan nasional, termasuk pada kompetisi bergengsi Salon Foto Indonesia.
Sejak hari pembukaan hingga berita ini ditayangkan, pameran foto Tunggal Agung Wiera sering di saksikan oleh para fotografer, siswa-siswa SLTP dan SLTA, serta Masyarakat menggemar fotografi. Bahkan ada dua mahasiswa luar negeri asal Ceko Lusie dan Eliska menyempatkan hadir menyaksikan karya-karya seni foto Agung Wiera. Kehadiran mereka dalam rangka memperdalam Bahasa dan budaya Indonesia, khususnya budaya Wonosobo dan melaksanakan program belajar dan mengajar Bahasa Inggris di SMA Takhasus selama 2 bulan.
“ Saya senang dan kagum melihat foto-foto yang bagus dan indah karya Mr. Agung Wiera, sungguh saya ingin belajar foto dan mengunjungi tempat-tempat yang ada di foto tersebut. Bisakah saya belajar foto dengan Mr. Agung Wiera ? “ ucap salah satu mahasiswi kepada Agung.
“ Terima kasih kalau anda senang dengan karya -karya foto saya, kapanpun anda mau belajar foto dengan saya, silahkan kami terbuka. Nanti anda saya jadikan model foto saya kalau berkenan. “ canda Agung Wiera kepada kedua mahasiswi tersebut.
(Hendra)