Yogyakarta – Liputanterkini.co.id | Perkembangan pesat ekosistem start-up telah menjadi salah satu pendorong utama ekonomi digital di Indonesia. Namun, untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan pertumbuhan, start-up perlu memahami dinamika industri tersebut.
Dalam upaya mendukung pemahaman ini, Center for Digital Society (CfDS) UGM bersama Intudo menggelar forum diskusi Digitalk #58 X BUMI (Berkarya Untuk Masyarakat Indonesia) dengan tema “Memahami Peluang dan Dinamika Industri Start-up”.
Acara ini menghadirkan tiga pemimpin dari tiga start-up ternama di Indonesia, yaitu Patrick Yip dari Intudo, Timothy Astandu dari Populix, dan Kenneth Tali dari SerMorpheus. Mereka berbagi wawasan dan pengalaman dalam membangun start-up di Indonesia.
Timothy Astandu, CEO dan Co-Founder Populix, menjelaskan, “Populix merupakan start-up yang fokus pada riset dan solusi survei untuk individu dan akademik. Memulai start-up tidaklah mudah, tetapi kita harus memiliki teknologi yang kuat untuk meraih dampak positif.”
Sementara itu, Kenneth Tali, CEO dan Co-Founder SerMorpheus, memperkenalkan inovasi SerMorpheus di bidang cryptocurrency dan NFT. “Kami hadir dengan Konser.co.id, aplikasi pengorganisasian acara, dengan fokus pada attestation dan loyalty melalui pengkoleksian ‘stiker’ layaknya NFT.”
Intudo, sebagai venture capital yang berinvestasi di Indonesia, juga berperan penting dalam perkembangan start-up nasional. Patrick Yip dari Intudo menyatakan, “Kami percaya pada potensi start-up Indonesia, dan kami berkomitmen untuk mendukung talenta digital di Indonesia.”
Selain itu, melalui BUMI, Intudo berupaya memberdayakan pelajar Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam ekosistem digital. Mereka membantu para talenta digital untuk belajar dari ahli industri, membangun relasi, dan memperluas wawasan.
Dalam menghadapi tantangan dan dinamika pembangunan start-up, kolaborasi antara berbagai stakeholder diharapkan dapat mendukung persiapan masyarakat Indonesia menghadapi digitalisasi, AI, dan perkembangan lainnya yang akan datang. Acara ini menjadi langkah nyata dalam mendorong pemahaman dan kesuksesan industri start-up di Indonesia.**
( Bayu / UGM )