DEPOK, liputanterkini.co.id – Saya sangat mengapresiasi saat dialektika di Omah Jangan Diam Terus kepada Pemuda – pemuda Ratu Jaya Depok yang Menciptakan Nilai Lokalitas Tinggi untuk membangun suatu wadah Kreatifitas kepada Warga sekitar. Ujar Antoni B
Sanggat Menabjukan “Kisah Perjalanan 7 Pemuda dari Depok Keliling Sulawesi Dengan Sepedah”., Pemuda dari Omah Jangan Diam Terus Melakukan Gowes bersepedah dari Depok Ke Sulawesi selama 6 Bulan dalam rangka berpetualang menciptakan nilai Lokalitas Budaya, Tidak hanya berpetualang bahkan mereka bertahan Hidup selama perjalananya dengan Visi Misi mereka melakukan Sosialisasi terhadap Masyarakat sekitar dan dari 7 Pemuda Masing – Masing memiliki bagianya sendiri Mulai dari Kuliner, Kopi, Arsitektur, dan Budaya.
Raffi Fujiberkah, Muhammad Andi, Gustianto Prabowo, Azhar Andi Wibowo, Rahmat Hidayat, Fajrin Dedi, dan Riko Pranata mengayuh sepeda mulai Oktober 2020 hingga Maret 2021 Depok – Sulawesi pergi pulang Survive.
Menurut Raffii Fujiberkah perjalanan dengan sepedah dimulai dari Depok, menyebrang menggunakan kapal ke Makassar, dari Makasar mereka mengelilingi Sulawesi.
“Selama 6 Bulan keliling Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat Singgah di Mamuju untuk bantu korban gempa bumi lalu ke Sulawesi Utara, Kota terakhir di bitung,.” Ujar Raffi Fujiberkah.
Selama perjalanan mereka memiliki cara unik untuk bertahan hidup dengan bekal yang minim. Kerja serabutan di warung, buka kedai ditaman, menerima jasa pangkas rambut, menjual buku dan marchandise bahkan rela tidur di hutan, masjid, jalanan, dan rumah warga untuk bisa bertahan hidup.
“Kami selama 6 bulan hanya 3 hari menginap di hotel, ditraktir Bupati Pinrang, selebihnya tidur di hutan, bukit, masjid, jalanan, dan rumah warga,.” Ujar Raffii.
Buat Raffi perjalanan paling berkesan selama 6 bulan bersepeda ketika membantu dapur umum saat gempa di Mamuju. ” itu pertama kalinya kami ada di lokasi bencana dan bisa terlibat langsung membantu jadi relawan,.” Ujar Rafii.
Kini Oma jangan diam terus menjadi salah satu tempat persinggahan yang dibuka umum Bagi siapapun yang ingin bersinggah dan melakukan ide-ide kreatif, jika kalian melakukan reservasi disana akan di sambut mulai dari arsitektur berupa ornamen-ornamen tua, kuliner kuliner Nusantara, dan Budaya.
Untuk kunjungan pertama kalian akan disambut dengan
Alasugi yang dimana Alasugi tersebut relevan dengan budaya Sulawesi yang memiliki arti dan di hias oleh dokumentasi perjalanan sewaktu keliling di Sulawesi.*
Reporter : Antoni
Editor : Bernad
Publish : Bagus