BANYUWANGI – liputanterkini.co.id | KH. Fatulloh Suyuti Thoha pengasuh ponpes Mansya’ul Huda, Tegaldlimo Banyuwangi, Jatim bersama Ratusan jemaah dari berbagai santri alumni pondok pesantren sarang Rembang Jawa Tengah yang berdomisili di wilayah Banyuwangi menggelar haul KH Maimun Zubair sarang yang ke-5, jemaah yang hadir dari berbagai alumni, habaib, ulama, sesepuh, wali santri, muhibbin dan keluarga besar Ponpes mansya’ul Huda Tegaldlimo Banyuwangi,
Dalam rangka memperingati Haul KH Maimun Zubair dimulai pukul 13.00 wib yang bertempat di kediaman kyai Suyuti hingga halaman ponpes di penuhi ratusan jemaah santri alumni ponpes Al Anwar sarang ,
Susunan acara dimulai dari pembukaan kemudian dilanjud bacaan Yasin Fadilah yang di imami oleh KH Aliyah Singgih setelah itu bacaan tahlil yang dipimpin oleh Habib abdurrohman sebagai pengasuh pondok Al firdaus Kalibaru kulon, dan acara yang terakhir sambutan yang diisi oleh KH Suyuti Thoha sekaligus penceramah sekaligus doa penutup acara.
Kamis (13/06/2024).
Pengasuh ponpes mansya’ul Huda” KH Fatulloh Suyuti Thoha dalam tausiyahnya yang didampingi Habib Abdurrohman pengasuh pondok Al Firdaus Kalibaru kulon juga santri alumni pondok Al Anwar sarang Rembang Jateng.
Kyai Suyuti Thoha menjelaskan bahwa hari ini dalam rangka memperingati Haul Ke-5 KH Maimoen Zubair yang akrab disebut Mbah Moen Zubair sarang Rembang Jateng, kenapa di panggil Mbah moen karena beliau seorang tokoh ulama yang paling sepuh dan Kiai Maimoen Zubair adalah seorang kyai yang berkaromah, apalagi ditandai pada waktu melakukan ibadah haji di Mekah Madinah hingga wafat di Mekkah dan dimakamkan di Ma’la. Didalam sabda Nabi bahwa orang yang wafat di Mekkah-Madinah dan dimakamkan di Ma’la, Allah akan membangkitkannya nanti sebagai golongan yang aman dan masuk surga (lahumul jannah)” dan karomah lainya yaitu pada waktu ada proses pembongkaran makam yang dilakukan oleh petugas dari Banglades karena sesuai aturan makam yang ada di Arab Saudi di kota ma’la setiap empat tahun sekali ada pembongkaran makam untuk di ambil tulang belulangnya lalu di pindah ke tempat lain, seketika itu mata dunia di kejutkan dengan peristiwa adanya jasat serta wajahnya Mbah Moen nampak masih utuh dan kain kafannya masih bersih”, paparnya.
Masih lanjud Pengasuh ponpes mansya’ul Huda juga meneruskan ceritanya tentang semua karomahnya Mbah Moen lainya yang sudah diketahui oleh banyak para kyai pengasuh ponpes serta menerangkan semua ajaran dan amalannya Mbah Moen yang diajarkan kepada para santri, antara lain yaitu yai Suyuti Thoha disaat masih menjadi santri ponpes Al Anwar sarang Rembang yang diasuh oleh Mbah Moen,” lanjutnya.
Kyai Suyuti juga mengijazahkan semua amalan serta doa doa dari wejangannya Mbah Moen kepada para jemaah yang hadir mengikuti acara haul Maimon Zubair yang ke-5, pada tahun 1966 setelah gestafu di tahun 1965, kyai Suyuti mondok di ponpesnya Mbah Moen Jubair sampai selesai, jadi kyai Suyuti juga santri alumni ponpes Al Anwar sarang Rembang Jateng, Jelasnya.
Kyai Suyuti menyampaikan pengalamannya ketika pertama kali mondok di sarang dan bertemu dengan Syeikh Maimoen Zubair. “Saya menyaksikan Kiai Maimoen Zubair adalah seorang ulama sepuh yang memikul metode Ahlussunnah Wal Jamaah, dan di atas pundaknya ia menyebarkan ajaran-ajaran dari gurunya yang penuh tanggung jawab,” ungkapnya di tengah ceramahnya.
Semoga dengan memperingati haul KH Maimoen Zubair ini, kita semua khususnya alumni ponpes Al Anwar sarang diakui sebagai santrinya dan memperoleh syafaat dari beliau. Tutup Kyai.**
(Ynt)