BANYUWANGI, liputanterkini.co.id – Evaluasi terkait program Banyuwangi tanggap stunting (BTS) yang sudah berjalan mulai bulan Februari 2022, yang sebelumnya berawal dari program gempur stunting diadopsi oleh pemkab Banyuwangi dengan menambah aplikasi, program BTS ini sudah diapresiasi oleh Bupati.
Acara yang di gelar oleh Camat Srono, Ir. Tri Wahyu Angembani itu di ikuti Sekcam Srono Suryatik, SE., Kasi PMK Imam, Kader PKK Desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Kader Posyandu di mulai pukul 13.00 wib. Bertempat di pendopo kantor Camat Srono. Selasa ( 23/05/2023).
Acara di buka oleh Sekcam Srono, Suyatik yang sekaligus sebagai moderator.
Dalam sambutannya, Camat Srono, Ir. Tri Wahyu Angembani menyampaikan upaya pencegahan dan penanganan penurunan stunting dan program Banyuwangi tanggap stunting, bertujuan untuk membentuk generasi bangsa yang nanti pada usia 20 tahun agar menjadi generasi emas. Maka Pemkab Banyuwangi meluncurkan program salah satunya adalah program Banyuwangi Tanggap Stunting, ucap Camat.
Data yang di dapat dalam Program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS) pada akhir tahun 2022, di Kecamatan Srono berjumlah 235 anak hingga menurun menjadi 182 anak, dengan hasil kinerja para pendamping stunting pada awal bulan April 2023 bayi stunting dengan usia di bawah 2 tahun berkurang menjadi 122 anak sesuai data dari pusat kesehatan masyarakat (PKM) dengan rincian PKM Wonosobo berjumlah 39 anak, PKM kebaman 54 anak dan PKM Parijatah kulon 29 anak, imbuhnya.
Kenapa Program BTS harus dengan catatan usia anak rata rata di bawah usia 2 tahun, tambah Camat, karena usia 0 sampai 2 tahun adalah proses perkembangan otak, sehingga nanti kalau usia 20 tahun menjadi remaja untuk kecerdasan otaknya sudah bisa dilihat, maka dari itu perlu diberi ketercukupan dalam gizi di waktu umur 0 sampai 2 tahun guna memacu perkembangan kecerdasan otak, pungkasnya.**
(Ynt)