BANYUWANGI – liputanterkini.co.id | Kabar duka menyelimuti keluarga besar pahlawan devisa yang telah mempertaruhkan hidupnya untuk bekerja mengadu nasib di negeri orang. Kali ini kabar Duka datang dari keluarga Sahamin, seorang buruh harian lepas yang baru saja di tinggal pergi istrinya untuk selama-lamanya.
Fitriyah, istri Sahamin adalah satu dari ribuan Pekerja Migran Indonesia (PMI/TKI) yang mendapat perlakuan tidak layak oleh majikannya. Diceritakan Sahamin, bahwa istrinya kurang-lebih dua tahun bekerja di negeri Ziran Malaysia, selama dua tahun di Malaysia, kata Sahamin, istrinya pindah empat kali majikan, sementara empat bulanan di tempat majikan ke empatnya itulah Fitriyah mendapat perlakukan tak layak, karena menolak turuti nafsu bejad majikannya, Fitriyah tidak di beri jatah makan oleh majikannya, ucap Sahamin. Rabu (3/7/2024).
Hingga akhirnya istri saya mengalami sakit parah, badannya lemah, kurus dan kering. Namun masih Alhamdulillah kondisi istri saya yang memprihatinkan itu di ketahui oleh rekan sesama pekerja migran asal Indonesia, H. Khotib dan keluarga dengan ikhlas merawat istri saya selama sakit di Malaysia, tambahnya.
Dan berkat bantuan banyak pihak ada Miss Yuni, pak Bagus dan kawan-kawan dari LBH RENAKTA dan juga bapak-bapak BP2MI serta pihak lainnya, pada Minggu kemarin istri saya berhasil di pulangkan ke kampung halaman di Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, namun sungguh di sayangkan setelah 4 hari mendapat perawatan medis, istri saya tidak dapat di selamatkan, dia menghembuskan nafas terakhir di RSUD Blambangan Banyuwangi sore ini, mohon Do’anya agar istri saya mendapat tempat yang layak di sisi-Nya, pungkasnya.
Sementara Bagus Abu Bakar, ketua LBH RENAKTA yang dalam hal ini sebagai kuasa pendamping keluarga dalam pemulangan Fitriyah ke Indonesia menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya.
“Atas nama pribadi dan keluarga besar LBH RENAKTA kami mengucapkan bela sungkawa yang dalam-dalamnya atas berpulangnya ibu Fitriyah, semua adalah kehendak yang kuasa, kita ikhlaskan, kita sudah berupaya yang terbaik untuk kesembuhan ibu Fitriyah, namun Tuhan berkata lain, semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah SWT dan keluarga yang di tinggalkan di berikan kesabaran dan ketabahan, amin”, terang Bagus.
Perlu di ketahui, ibu Fitriyah ke Malaysia di berangkatkan oleh seorang Calo dengan cara non prosedural sekitar dua tahun lalu. Namun sayang, keluarga tidak mengetahui secara jelas siapa dan alamatnya dimana pihak yang memberangkatkan Fitriyah kala itu, kita masih melakukan penelusuran terkait itu, agar tidak terjadi korban Fitriyah-fitriyah yang sama di kemudian hari, pungkas Bagus.**
(Jok/Hadi)