Gunungkidul, DIY – Liputanterkini.co.id | Subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) meluncurkan program inovatif Desa Berdaya Energi di Kalurahan Karang Asem dan Gombang, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Program ini menjadi langkah strategis dalam mengembangkan kawasan ekonomi hijau (green economy) sekaligus mengurangi emisi karbon dengan keterlibatan aktif masyarakat desa (26/07/2024).
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, mengungkapkan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga menjadi katalisator bagi perekonomian masyarakat desa.
“Kami memulai program ini di Karang Asem dan Gombang sebagai proyek percontohan, dengan fokus pada penanaman pohon multifungsi yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku biomassa,” ujar Iwan dalam sambutannya.
Program Desa Berdaya Energi ini juga merupakan bentuk nyata dari komitmen PLN EPI terhadap _Environmental, Social_, dan _Governance_ (ESG), yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan. Di Kalurahan Karang Asem, berbagai jenis tanaman seperti Gamal, Gmelina, Kaliandra Merah, dan Indigofera dibudidayakan. Indigofera, yang dikenal memiliki manfaat ganda sebagai pewarna alami batik dan pakan ternak, menjadi salah satu tanaman utama dalam program ini.
Selain fokus pada penanaman tanaman multifungsi, PLN EPI juga menginisiasi berbagai program pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan sertifikasi serta program kesehatan untuk menurunkan tingkat stunting. Berbagai kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilaksanakan antara lain penguatan posyandu dan pemberian bantuan 21 ekor kambing perah peranakan etawa di setiap kalurahan, yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi balita di Karang Asem dan Gombang.
Penanaman pohon multifungsi ini dilakukan di lahan seluas 30 hektar yang mencakup Sultan Ground milik Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Tanah Kas Desa milik Pemda DIY, serta pekarangan rumah warga. Pohon-pohon ini dikenal mampu menghasilkan biomassa tinggi, dengan setiap 50 ribu tanaman dapat menghasilkan hingga 300 ton biomassa.
Daun dari tanaman multifungsi ini digunakan sebagai pakan ternak, sementara batangnya dikumpulkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dijual ke PLN sebagai bahan baku biomassa untuk _cofiring_ pembangkit listrik, sehingga menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat setempat. Hingga saat ini, penanaman di Gombang dan Karang Asem telah mencapai 100 ribu bibit.
Lurah Karang Asem, Parimin, menyatakan bahwa kolaborasi antara PLN EPI, Kesultanan Yogyakarta, dan Pemerintah Kalurahan setempat diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penurunan emisi karbon. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam rantai pasok biomassa dan mendukung transisi energi yang lebih bersih.
“Tanaman-tanaman ini ditanam di pekarangan rumah warga, tanah kas desa, dan lahan milik Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemangku kepentingan, program Desa Berdaya Energi di Karang Asem dan Gombang diharapkan dapat menjadi contoh sukses dalam upaya penurunan emisi dan pemberdayaan masyarakat,” jelas Parimin.
Lurah Gombang, Supriyanto, menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan emisi karbon, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
“Masyarakat akan mendapatkan manfaat dari penjualan ranting tanaman ini. Kami berharap tahun depan sudah bisa mulai panen dan memberikan tambahan penghasilan bagi warga,” ujar Supriyanto.
Dukungan dari Kesultanan Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat krusial dalam implementasi program ini. Sultan berharap agar masyarakat yang sebelumnya bekerja sebagai penambang _karst_ dapat beralih ke kegiatan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui program ini.
Dengan adanya program Desa Berdaya Energi di Karang Asem dan Gombang, diharapkan dapat tercipta model pemberdayaan masyarakat yang efektif dalam mendukung transisi energi dan keberlanjutan lingkungan. Program ini menjadi langkah awal dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan sejahtera bagi masyarakat Gunungkidul.
(Bayu)