YOGYAKARTA – liputanterkini | Jogjakarta selama bertahun-tahun, telah memegang gelar prestisius sebagai salah satu kota yang menjadi barometer musik di seluruh Indonesia. Kota ini memancarkan kreativitas yang tak terbantahkan dalam dunia musik, dan telah menjadi lumbung bagi banyak bakat yang tak terhitung jumlahnya. Mulai dari masa lalu dengan legenda seperti Sastromoeni hingga munculnya era 2000-an dengan eksistensi berani dari Sri Redjeki, Kronchonk Chaos, dan The Produk Gagal.
Namun, sekarang, lebih dari dua dekade sejak saat itu, lahir sebuah kelompok musik yang menggebrak dengan genre hiburan yang segar dan berbeda. Mereka adalah Poem Bengsin, sebuah nama yang mungkin masih asing, tapi siapa sebenarnya mereka?
Poem Bengsin bukanlah grup musik biasa. Mereka adalah orkes musik hiburan yang memiliki ciri khas unik, mengundang tawa, dan terkadang, keheranan, setiap kali mereka menginjak panggung. Sebuah atraksi yang tidak hanya menawarkan musik berkualitas, tetapi juga keunikan dalam pertunjukan mereka.
Setiap penampilan Poem Bengsin adalah pesta visual. Mereka tampil dengan tingkah laku yang lucu, sering kali mengenakan kostum yang di luar batas imajinasi, yang jauh berbeda dari apa yang biasa dipakai oleh grup musik modern saat ini. Terkadang, mereka tampil dengan legging dan rok tanpa atasan, mengenakan topeng jathilan, atau bahkan kostum lain yang melesat di luar batas akal sehat.
Poem Bengsin terdiri dari 15 anggota, masing-masing membawa bakat unik mereka sendiri. Diantaranya, Andre/Tikus sebagai pembaca puisi, Agung, Brily, Kopong, Tama di vokal, Ardhani pemain bas, Hanz dan Djenar memetik gitar, Kris penggebuk drum, Beni memainkan kendang, Kelik memegang ukulele, Alan bermain keyboard, Dwijayanti/Dije vokal 2 dan simbal, Gurit, Dram pengebuk Elektrik, dan Madha bermain piano dan seruling.
Kelompok ini lahir di rumah basecamp mereka di Kotagede, Jogja pada 30 September 2022, dan sejak itu, mereka telah memperkaya panggung-panggung dengan penampilan menghibur. Mereka tak hanya menggoda fans setia mereka, tetapi juga memukau masyarakat umum di berbagai acara, seperti Panggung Rakyat Sekaten 2022, Panggung Seven Sky, Festival Bahasa dan Seni UNY, serta Panggung Peristiwa Sastra FKY 2023.
“Kami adalah sebuah kelompok yang terbentuk tanpa rencana, dan kami siap tampil di mana saja, bahkan di acara pernikahan sekalipun jika kami diundang,” kata Manajer Poem Bengsin, Rizky Wahyu.
Mereka juga telah menciptakan empat lagu andalan mereka sendiri, seperti “Mengetuk Hati Ikan,” “Keluarga Pinus,” “Oh Pamanku,” dan “Kita Jerami Kehidupan Ini.”
Rizky Wahyu mengungkapkan rencana mereka untuk merilis single pertama di platform digital dalam waktu dekat. Lagu pertama yang akan tiba adalah “Mengetuk Hati Ikan.”
“Lagu ini membawa tema tentang patah hati dengan sentuhan spiritualitas dalam liriknya,” tegasnya.
Mathory Brilyan, sebagai penulis lirik, menjelaskan bahwa single pertama ini muncul dari keprihatinan terhadap pemuda zaman sekarang, terutama mereka yang mudah patah hati dan kurangnya kedalaman spiritual dalam hidup mereka.
“Lagu ini adalah usaha kami untuk menghibur para pemuda dan memberi mereka kesadaran akan pentingnya nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Brilyan.
Dalam pandangan mereka, bermusik adalah cara untuk memberikan hiburan yang mencerahkan hati masyarakat. Mereka telah memilih jalur aliran orkes musik hiburan sebagai medium mereka, dan dalam setiap transisi lagu saat mereka tampil, selalu ada puisi yang siap dibacakan.
“Kami adalah orang-orang di belakang panggung yang mencoba untuk menghibur diri sendiri dan masyarakat. Musik adalah jalan kami untuk menggapai itu,” tegas Brilyan, mengungkapkan semangat mereka untuk membawa seni unik mereka yang menggetarkan hati ke seluruh Kota Jogja.
( Bayu )