SAMPANG, liputanterkini.co.id – Ribuan Masyarakat antusias padati dan menyaksikan Parade Seni Tradisional Daol Combo dan Dug-dug.
Antusias masyarakat Sampang yang menyaksikan acara tahunan ini dengan penuh sesak, berjubel di sepanjang rute yang dilalui oleh peserta.Musik Daol Combo adalah musik saur bulan Ramadhan untuk membangunkan makan saur. Rute musik festival tradisional dimulai Strat dari alun-alun Trunojoyo dan finish Monomen Trunojoyo dengan jumlah peserta 2 kelompok musik Daol Combo dan Daul Dug-Dug.
Kepadatan dan menludaknya masyarakat yang aka menonton pertunjukan festival musik tradisional Daol dug-dug, terpusat pada rute-rute yang akan dilewati oleh peserta Daol dug-dug, mulai dari garis start yaitu dari Alun-alun Trunojoyo Sampang hingga garis Finish di depan Monumen kota Sampang.
Ketua Paguyuban Comboduk Sampang (PCS ) Cocok Hadi Sutrisno menyatakan, kegiatan Perade musik tradisional daul combo dug-dug (COMBODUK) ini merupakan Parade Combodug yang digelar tersebut merupakan event tahunan yang sejatinya rutin digelar setiap malam lebaran ketupat.
“kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan para pecinta seni musik daol yang ada di kabupaten Sampang , agar bisa lebih kompak dan bisa bersatu dalam mengembangkan Seni kebudayaan terutama musik daol di Sampang,”
Hadir juga dalam kesempatan tersebut Forkopimda Sampang, Ketua TP PKK Sampang Hj. Mimin Slamet Junaidi, Wakil Ketua TP PKK Sampang Hj. Vanny Abdullah Hidayat serta Wakil Ketua DPRD Sampang Rudi Kurniawan, Sekdakab Sampang H. Yuliadi Setiyawan dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Sampang.
“Mari kita jaga tradisi seni kita, dengan musik ini, kita bisa mengenalkanya kepada daerah lain agar daerah lain ingin mengunjugi kabupaten Sampang,” tuturnya.
Perlu diketahui bahwa startkegiatan tersebut dari alun-alun Trunojoyo dan finisnya di Monumen Trunojoyo, sedangkan serta peserta yang mengikuti Parede Seni tradisional Daul Dugdug sebanyak 17 peserta di hari kedua.
Sementara Bupati Sampang H. Slamet Junaidi dalam sambutanya menyatakan, bahwa masyarakat Sampang sangat mencintai adanya Parede Seni tradisional daol Combo dan dug-dug, terbukti dengan antusias masyarakat yang hadir.
Menurutnya, budaya Daul Combo maupun Dugdug perlu dilestarikan dan diwariskan terus kepada generasi milenial sehingga tidak tergerus oleh modernisasi jaman.
“Terlebih Daul Combo yang merupakan khas Sampang perlu dilestarikan, di tengah berkembangnya zaman para generasi milenial harus terus berpartisipasi melestarikan budaya tersebut,” ujarnya. (Aang)